Selama hampir empat ratus tahun, penguasa-penguasa Jakarta menginginkan kota ini menjadi semacam model kota harapan mereka sendiri. Belanda selama 1619-1949 berusaha menampilkan citra kota koloni kulit putih. Setelah Indonesia merdeka Sukarno membangun Jakarta dengan monumen dan bangunan Megan. Pemimpin revolusi ini berharap Jakarta sebagai ibukota menjadi kebanggaan national. Sementara pemerintah Orba membanjiri Jakarta dengan investasi asing demi mewujudkan mimpi kota pembangpembangunan ekonomi. Penulis mengurai konsekuensi kebijakan-kebijakan para penguasa-penguasa Jakarta terhadap kota dan penduduknya yang sebagian besarnya begitu missing.
Jl. Salemba Raya 28A Kotak Pos 3624 Jakarta 10002 - Indonesia
Senin - Jumat : 09.00 - 15.00 (WIB)
(021) 929 209 79 (021) 392 7919; (021) 319 084 79 (fax) info@perpusnas.go.id